Minggu, 28 April 2013

macam-macam seleksi ternak



Pendahuluan
Suatu karakter baik itu karakter yang baik maupun karakter yang buruk ditentukan oleh genotipe ternak itu sendiri dan ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan dimana ternak itu dipelihara.  Untuk mendapatkan jaminan dan kestabilan ekspresi potensi yang tinggi maka perlu dilakukan seleksi pada sifat genetik yang tentunya akan disertai sifat morfologis secara otomatis.

Dalam suatu spesies sifat atau karakter dari individunya sangatlah bervariasi/beragam. Hal ini disebabkan oleh :
- tempat hidup yang berbeda-beda yang menyebabkan ekspresi gen yang sama bisa berbeda, daya dan arah mutasipun berbeda-beda.
- bila kesempatan kawin acak tinggi maka makin heterozigotlah genotype individu nya, sehingga banyak sifat-sifat yang baik maupun yang buruk tersembunyi oleh keheterozigotan genotipnya.
 Seleksi merupakan suatu proses dimana individu-individu tertentu dalam suatu populasi dipilih dan diternakkan untuk tujuan produksi yang lebih baik (segi kuantitas dan kualitas) pada generasi selanjutnya.
Seleksi merupakan dasar utama dalam pemuliaan ternak.  Akibat seleksi dalam populasi adalah meningkatnya rataan dalam suatu sifat ke arah yang lebih baik dan diikuti oleh peningkatan keseragaman atau dengan perkataan lain penurunan keragaman atau simpangan baku.
Melakukan seleksi merupakan aktifitas para pemulia yang paling penting karena merupakan dasar utama dari pemuliaan yang meliputi aktifitas :
  1. Menentukan ternak mana yang akan dipilih pada tiap generasi yang akan dipakai sebagai tetua untuk generasi berikutnya.
  2. Menentukan apakah semua ternak yang dipilih akan dibiarkan mempunyai keturunan yang banyak atau tertentu saja.

Fungsi dari seleksi dalam suatu populasi adalah mengubah frekuensi gen yang ada dalam populasi tersebut.  Seleksi yang konsisten untuk suatu sifat yang diinginkan seperti laju pertambahan bobot badan per hari akan meningkatkan frekuensi gen yang menentukan pertambahan bobot badan yang tinggi dan tentunya frekuensi gen tsb sehingga rata-rata populasi akan berubah.



a.      Latar Belakang

           Secara sederhana pelaksanaan seleksi dapat diartikan memperkenankan sekelompok ternak menjadi penurun dari generasi berikutnya dan menghilangkan kesempatan dari kelompok lain untuk memperoleh hal yang sama.Seleksi individu paling berguna untuk sifat2 yang dapat di ukur pada kedua jenis kelamin sebelum dewasa atau sebelum umur perkawinan pertama. Beberapa sifat yang termasuk adalah laju pertumbuhan, skor tubuh ternak, berat bulu, wol, ketebalan lemak punggung dan lain2. untuk satu program yang efektif yang diperlukan catatan penampilan produksi yang dibuat pada selulruh populasi dimana seleksi akan dilakukan.

Seleksi individu mempunyai keterbatasan2 antara lain:
1. untuk sifat2 yang hanya tampak pada betina, seperti hasil susu dan telur atau sifat2 induk   (maternal) pada ternak potong, yang jantan tidak dapat dipilih berdasarkan penampilannya sendiri.
2. catatan penampilan produksi susu dan telur dan kualitas induk baru tersedia setelah dewasa, harus digunakan beberapa criteria selain penampilan individu.
3. untuk sifat2 yang heritabilitasnya rendah, penampilan individual dapat merupakan indilkator nilai pemuliaan yang jelek.
4. penilaian penampilan individu atau bentuk tubuh yang muda dilakukan sering menarikpemulia umtuk terlalu menekankan pada sifat itu dalam seleksi dibandingkan dengan penggunaan optimum dari alat2 lain seperti seleksi silsilah atau seleksi keturunan.



b. Rumusan Masalah

1. Meningkatkan kualitas dan performa dari suatu ternak membutuhkan penanganan   khusus  dari peternak salah satunya melalui kegiatan seleksi sebagai dasar-dasar seleksi dan metode seleksi.
2. Bagaimana cara-cara pelaksanaan seleksi yang baik sehingga dapat meningkatkan hasil genetic yang lebih baik.
3. Bagaimana pemilihan tetua maupun induk yang baik dan benar sehingga mendapatkan bakala-bakalan yang dapat meneruskan generasinya dengan tetap mempertahankan catatan prestasi yang maksimal.
4. Bagaimana penanganan lingkungan yang baik untuk kelangsungan populasi yang dikaitkan dengan metode seleksi untuk meningkatkan perfomans atau prestasi ternak.



c. Pembahasan

             Penggunaan yang tepat dari seleksi individu memberikan banyak keturunan. Selanjutnya perhitungan fktor2 sasar uang mempengaruhi efektifitas seleksi paling sederhana pada seleksi individu dan menjadi lebih rumit pada tipe seleksi yang lain.
Seperti telah dinyatakan semula, seleksi adalah kegiatan untuk membuat keputusan tentang ternak, berdasarkan informasi yang masuk (didapatkan). Dalam hal ini peternak harus mulai pertimbangan nilai-biak (breeding value) dari ternak tersebut. Di dalam suatu usaha pembiakan (breeding program) yang harus dipermasalahkan sebenarnya adalah nilai genetic dari hasil karyanya. Sangat disayangkan meskipun konsep dari nilai biak telah lama ada, tetapi konsep tersebut belum banyak di pergunakan dalam praktek kecuali dalam sapi perah. Untuk membantu membuat keputusn, sebenarnya banyak data dan informasi yang dapat dipergunakan.

Data-data dan informasi tersebut dapat dibagi sebagai berikut :
       1. Seleksi individu atau massa (performance test)/ Tes Prestasi.
       2. Seleksi silsilah.
       3. Seleksi turunan.
       4. Seleksi kekerabatan.
     


(1) Seleksi individu/massa.

Yaitu seleksi untuk ternak bibit yang didasarkan pads catatan produktifitas masing-masing ternak. Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi yang paling sederhana dan mudah dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot sapih anak sapi yang ada dan sebagainya. Seleksi individu adalah metoda seleksi yang paling sederhana paling banyak digunakan untuk memperbaiki potensi genetik ternak. Seleksi ini sering dilakukan jika : 
1.Fenotip ternak yang bersangkutan bias diukur baik pada jantan atau betina.
2.Nilai heritabilitas atau keragaman genetic tinggi. Seleksi bisa dilakukan dengan memilih ternak-ternak terbaik berdasarkan nilai pemuliaan. Dalam aplikasi dilapangan, jika memungkinkan, nilai heritabilitas dan nilai pemuliaan ternak jantan dan betina dipisah, kemudian dipiilih ternak-ternak terbaik sesuai keperluan untuk pengganti. Pada ayam pedaging, seleksi individu sering dan lebih mudah ddilakukan karena sifat tumbuh bisa diukur langsung baik pada jantan ataupun betina. Demikian juga lingkungan yang diberikan biasanya sama, seperti dalam satu kandang ayam-ayam berasal dari tetasan yang sama, pakan sama, dan perlakuan yang sama. Sering seleksi hanya berdasarkan pertimbangan fenotip saja tidak perlu menduga nilai pemuliaan. Seleksi individu akan semakin rumit apabila banyak faktor yang mempengaruhi fenotip , seperti pada domba , babi , dan sapi perah. Pada domba misalnya, faktor yang mempengaruhi bobot badan sangat banyak, seperti jenis kelamin, tipe kelahiran, paritas induk, dan musim waktu ternak-ternak tersebut dibesarkan. Apabila faktor-faktor ini tidak diperhatikan, ketepatan memilih ternak akan berkurang. Sebagai contoh, apabila kita ingin memilih domba berdasarkan berat saja, maka yang akan terpilih adalah domba-domba jantan yang berasal dari kelahiran tunggal, padahal domba yang berasal dari kelahiran kembar mungkin mempunyai potensi genetik tinggi. Karena pengaruh dari induk mulai dari uterus sampai mereka disapih, domba-domba yang berasal dari kelahiran tunggal walaupun induknya sama. Dalam pendugaan nilai pemuliaan, faktor-faktor yang mempengaruhi fenotip harus diperhatikan dan dipertimbangkandalam evaluasi.

          Perfomance Tes dibutuhkan jika kita inbgin mengetahui prestasi seekor ternak, berdasarkan dari ukuran jasa atau hasil sifat keturunannya sendiri. Carta seleksi melalui performance test ini dipergunakan untuk prilaku2 atau karakter dengan sifat menurun yang tonggi dimana dikehendaki penampilan ternak tersebut akan terjamin menurun pada keturunannya. Memperbandingkan mutu genetik ternak berdasarkan prestasi individual disebut performance test. Tes prestasi tidak lazim dipergunakan pada sapi perah tetapi lebih umum pada sapi potong, biri-biri dan babi.

          Teori cara pelaksanaan tes prestasi ini mudah dan sederhana. Dalam kegiatan ini kita akan memilih ternak yang mempunyai prestasi terbaik dari sekelompok ternak yang berumur kira-kira sama dan dipelihara serta diperlakukan sama. Beberapa masalah atau problem pelaksanaan yang biasanya timbul terutama mengenai masalam diperlakukan sama. Sebenarnya pertanyaan yang timbul ialah, bagaimana perlakuan terhadap ternak tersebut sebelum ia dilakukan tes prestasi tersebut. Harus diingat bahwa ternak yang dibandingkan tersebut, harus berada dalam satu lingkungan yang sama. Andaikata sebelum dilakukan test prestasi atau dapat disebut pra-performance test, ternak tersebut berasal dari lingkungan yang berbeda-beda, sulit diramalkan bahwa hasil tes prestasi nantinya dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Harus diingat bahwa pengaruh faktor lingkungan, misalnya penyakit dapat secara tuntas disembuhkan tanpa efek sampingan yang merugikan setelah ia sembuh, tetapi ada pula yang meskipun telah sembuh akan mengakibatkan hambatan untuk suatu periode tertentu. Dapat dimengerti bahwa jika ternak yang demikian masuk kedalam tes prestasi, ia akan memberikan hasil prestasi yang lebih rendah, yang sebenarnya bukan disebabkan oleh faktor genetiknya. Oleh karena itu haruslah diingat bahwa sedapat mungkin ternak yang dibandingkan harus berada ataun berasal dari lingkungan yang sama dan jangan dari lingkungan berbeda.
 
          Kebenaran dan ketepatan dari hasil tes prestasi tersebut, dapat pula diukur atau diperbandingkan dengan hanya progeny test yang akan dilakukan kelak. Dalam memilih ternak yang terbaik tersssebut, peternak mempunyai rekor atau catatan untuk masing-masing dari ternak, dan sejak itu nilai biak untuk suatu karakter atau perilaku dapat dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
Nilai Biak = Kekuatan sifat menurun suatu karakter X (rata-rata individu –
(NB) rata-rata ternak semasa)
Atau
NB = h2 X (deviasi individu)




(2) Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
            Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi ini dilakukann untuk memilih ternak bibit pada  umur muda, sementara hewan muda tersebut beium dapat menunjukkan sifat-sifat produksinya. Pemilihan Bibit Ternak (contoh : ternak kambing/domba)  Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasi karkas yang baik dan sebagainya. Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan persentase kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.
1. Bangsa
            Pemilihan jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
            Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.
3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
            Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.
4. Penampilan Eksterior
            Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun pengamatan.

 metoda silsilah turunan
 Yang dimaksud dengan pedigri ialah sebuah rekor atau catatan dari leluhur atau juga disebut juga silsilah turunan di mana nilai silsilah tersebut bergantung dari yang ditungkan didalmnya. Andaikata silsilah tersebut hanya berisi nama dan nomor ternak yang diberikan oleh asosiasi peternak, tentu nilainya dapat dikatakan hampir tidak ada. Jika terjadi sebaliknya yaitu catatan tersebut lengkap ( nama, urutan dan prestasi masing2 ternak) tentu saja nilainya menjadi tinggi dan dapat dimanfaatkan. Kepentingan utama peternak menggunakan pedigri, ialah untuk menentukan berapa banyak pertimbangan atau bobot yang diberikan pada setiap leluhur, karena jika ia akan mempergunakan pedifri yang telah dikembangkan atau bobot yang diberikan pada setiap leluhur, kerena jika ia akan mempergunakan pedigri yang telah dikembangkan atau lengkap, kelak akan terlihat terlalu banyak leluhur. Hal2 penting yang harus diingat di dalam pedigri adalah sbb:
• Ternak yang penurunannya tercatat disebut subyek dari pedigri.• Setiap ternak di dalam pedigri memperoleh setengah dari genetic make-up penurunannya, tidak peduli pada tingkat mana di dalam pedigri tersebut ia di amati.
• Masing2 kakeknya menyumbang seperempat dari genetic make-up subyek, dan diperhitungkan sumbangan dari pendahulunya (penurun kakek) adalah lebih kecil.
• Jika tercatat ketepatan dari prestasi leluhurnya, juga sulit dipakai sebagai patokan saat ini karena mereka dipelihara dalam lingkungan yang berbeda.



 (3)   Uji Keturunan (Progeny Test)

         Penilaian mutu yang berdasarkan prestasi dari keturunannya adalah Progeny Test atau uji keturunan. Tes ini umumnya dilakukan terhadap pejantan, karena ia bertanggung jawab terhadap banyaknya keturunan yang dihasilkan seumur hidupnya. Pada hewan betina hal ini tidak lazim dilakukan, kecuali jika dapat dilakukan embrio plantasi. Uji keturunan dibutuhkan dalah hal2 atau situasi sbb:
• Untuk karakter2 yang lemah diturunkannya.
• Untuk karakter yang khusus ditampilkan oleh salah satu jenis kelamin (misalnya produksi susu).
• Untuk prilaku khusus setelah dipotong (komposisi karkas).
Prinsip2 genetik dalam uji keturunan sebenarnya sangat sederhana. Sebagaimana diketahui, setiap keturunan akan mendapat genda dari penurunannya dan semakin banyak keturunan yang diteliti, diharapkan semakin tepat pulalah penilaian2 terhadap penurunannya.
Sering suatu sifat hanya muncul pada salah satu jenis kelamin saja ,misalnya produksi susu. Tetapi keunggulan potensi genetik ternak jantan untuk produksi susu juga sangat penting, karena pada umumnya ternak jantan dapat mengawini banyak betina. Apabila keadaan ini terjadi, maka bisa dilakukan uji Zuriat.Uji Zuriat adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan performance atau tampilan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena pejantan biasanya banyak menghasilkan keturunan. Keberhasilan uji Zuriat tergantung pada syarat-syaratberikut ini :
1.Pejantan diuji sebanyak-banyaknya (minimal 5-10 ekor tergantung jumlah anak yang dihasilkan).
2.Pengawinan pejantan dengan betina dilakukan secara acak untuk menghindari jantan-jantan mengawini betina yang sangat bagus atau sangat jelek.
3.Jumlah anak per pejantan diusahakan sebanyak mungkin (minimal 10 anak)
4.Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5.Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah dalam membandingkan.



(4) Seleksi Keluarga (family)
        Yang dimaksud denga istilah keluarga adalah pelaksanaan seleksi dimana keluarga dipergunakan untuk membantu membuat suatu keputusan. Dalam pelaksanaannya sring terjadi keragu-raguan mengenai seleksi keluarga tersebut karena adanya perbedaan pendapat mengenai yang mana yang dimaksud dengan keluarga tersebut. Mengenai keluarga dapat dibagi dalam 3 bentuk atau asal :
1) Keluarga pejantan : seluruh keturunan yang berasal dari satu pejantan. Keluarga   pejantan tsb dapat dibagi dalam :
      a) Yang lahir dalam tahun yang sama.
      b) Yang lahir dalam tahun yang berbeda-beda.
2) Keluarga induk : keturunan yang dilahirkan oleh seekor induk. Dalam hal ini juga dapat terjadi keturunan yang lahir dalam tahun yang sama (kembar atau dalam bantuan embrio plantasi) dan keturunan yang lahir dalam tahun yang berbeda.
3) Keluarga pejantan dan induk ;dalam hal iniketurunan berasal dari pejantan dan induk yang     sama.

Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
Yaitu seleksi individu atas dasar performans kerabat-kerabatnya (misalnya saudara tiri sebapak atau saudara kandung). Seleksi kerabat dilakukan untuk memilih calon pejantan sapi perah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi susu  yang tidak dapat diukur pada ternak sapi jantan, dengan mengukur produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan susu. Seleksi kekerabatan biasa dilakukan apabila :
1.Nilai heritabilitas rendah
2.Ternak betina banyak menghasilkan keturunan
3.Ternak diberi perlakuan khusus sehingga tidak bisa dipakai sebagai pengganti. Sebagai contoh pada ayam, suatu seleksi ditunjukan untuk mencari ayam-ayam yang tahan terhadap penyakit spesifik. Anak-anak dari suatu keluarga dibagimenjadi 2 kelompok ; satu kelompok untuk ayam pengganti , dan kelompok lain yaitu ayam-ayam yang dipakai untuk percobaan yang diberi perlakuan penyakit. Ayam yang diberi perlakuan penyakit tidak bisa dipakai sebagai pengganti,.




DAFTAR PUSTAKA


Noor Rahman. R, 2004. Genetika Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pane Ismed, 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. PT. Gramedia. Jakarta.

Warwick, E. J. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar